Bercinta Dengan Gadis Perawan
Dihadapanku kini terlihat seorang gadis kecil yang cantik dengan rambut sebahu tersenyum malu-malu padaku dengan lesung pipit yang indah, bibir yang tipis, kulit yang putih bersih, payudara yang belum tumbuh besar tetapi sangat menarik, betis dan paha yang indah serta bagian surganya yang paling misterius kerana masih tertutup oleh celana dalam pinknya yang tipis itu sehingga secara samar aku bisa melihat belahan kemaluannya yang putih bersih dan sangat feminin itu.
"Dek Sonya, kamu terlihat sangat cantik malam ini," ucapku dengan penuh kasih sayang.
Sonya hanya tersenyum malu dan sedikit menunduk.
"Apa kamu pernah mencoba melakukan seperti yang ada di film yang kamu tonton sebelumnya, sayang?" tanyaku.
Sonya menggeleng.
"Wah, ternyata kamu masih murni ya, belum pernah mencoba seks sama sekali," pikirku.
Setelah melepas pakaianku dan hanya mengenakan celana dalam, aku berkata padanya, "Sonya, sekarang tenanglah dan nikmati pelajaran 'os' yang akan aku berikan. Jika kamu merasa ingin buang air kecil, silakan saja, jangan ditahan-tahan, mengerti, sayang?" ucapku sambil lembut mengusap pipinya.
Prompt: Rewrite this text in an appropriate and respectful manner.
Sonya merasa geli sehingga ia sedikit menjauhkan kepalanya agar daun telinganya terlepas dari sedotan dan jilatan lembutku. Ciumanku kemudian bergerak ke arah pipi kirinya, dagunya, lehernya yang jenjang, dan naik ke bibirnya yang tipis menggemaskan.
New Post >> "Kembang Bunga Yang Masih Perawan"
Kedua tangan Sonya masih erat memegang kepalaku, enggan melepaskan ciuman yang begitu indah ini. Sementara itu, tangan kananku mulai mengusap paha kanan dalamnya yang putih mulus. Lidahku yang sedang dihisap perlahan-lahan kutarik ke atas, terpisah dari bibir Sonya, namun tetap kujulurkan. Terlihat Sonya mengejar lidahku dengan menaikkan kepalanya, dan ketika bibirnya menyentuh lidahku, kembali kutarik ke atas hingga terlepas lagi.
Akhirnya, Sonya menyerah dan merebahkan kembali kepalanya. Aku tersenyum melihat gairah birahi yang mulai membangkit dalam dirinya. Setelah itu, aku segera menciumi dan menjilati lehernya, lalu turun ke dadanya.
Detak jantung gadis kecil ini terasa berdebar cepat ketika lidahku bermain di puting payudara kirinya yang belum sempurna tumbuh, namun sangat kusukai itu. "Sssh.. aah.. g.. geli baang! E.. enak!" desahnya.
Beberapa kali aku merasakan kenikmatan saat mengelus dan mencium payudara yang indah milik gadis kecil yang menawan ini. Setelah puas dengan payudaranya, lidahku meluncur turun ke perutnya dan bermain-main di sekitar pusarnya. Tanganku yang berani merayap ke paha dalamnya, kali ini menyentuh bagian intimnya yang masih tertutup oleh celana dalam berwarna pink.
Saat menyentuh vaginanya, aku merasakan tubuh Sonya sedikit terkejut, namun juga merasakan kelembaban pada celana dalamnya yang menandakan dia sudah sangat terangsang.
New Post >> "Ngentot Dengan Kakak Dan Adik Kandungku"
New Post >> "Cerita Seks Saya Dengan Teman Suamiku"
Sambil menggigit karet celana dalam pinknya dengan cepat, aku perlahan menariknya ke bawah. Kedua tanganku menopang pinggul Sonya agar celana dalam itu bisa kulepaskan dengan lembut. Dengan perlahan tapi pasti, celana dalam pink itu bergeser terbuka dan semakin turun ke bawah. Saat itulah, belahan vertikal dari daerah yang paling rahasia dan paling feminin bagi seorang gadis mulai terlihat.
Kali ini aku benar-benar menikmati aroma alami yang harum, yang tercium dari tubuh seorang gadis muda yang cantik ini. Setelah melepaskan celana dalamnya, aku dengan cepat membuka lebar kedua pahanya, sementara tanganku berada di bawahnya.
Tangan kiriku dengan lembut melingkari paha kirinya, sambil kuarahkan ke pangkal pahanya untuk membuka bibir vagina Sonya. Sementara itu, tangan kananku dengan penuh perhatian memainkan payudara kanannya.
Aduh.. e.. enak.. aah.. abanghh!" serentak dengan erangan itu, aku merasakan Sonya memeluk kepalaku dengan kedua pahanya dengan kuat menandakan bahwa dia benar-benar menikmati permainanku. Meskipun kepalaku terjepit, aku tetap melanjutkan permainanku.
Kemudian, aku mengarahkan hisapanku ke "kacang kecilnya" yang sekarang terlihat menantang, sambil lidahku juga sibuk "mengelus" klitorisnya.
Saat itu, Sonya meronta-ronta tak terkendali sehingga membuatku sedikit kehilangan fokus. Namun, aku segera menahan gerakan pinggul Sonya yang memikat agar bisa memberikan jilatan dan hisapan yang lebih intens. Setelah berhasil meredam gerakan Sonya, aku mendengar desahan keras dari bibirnya, "Wah, geli banget. Sonya nggak tahan, rasanya mau pipis!" Mendengar itu, aku kembali memusatkan perhatianku pada vaginanya sambil memainkan klitorisnya dengan jari jempolku. Sonya menekan kepalaku dengan kedua tangannya agar aku tidak terlepas dari kemaluannya dan akhirnya, "A.. aah.. aah.. S.. Sonya pi.. pipis baanghh..!"
Aku merasakan aliran hangat yang keluar dari lubang intim Sonya begitu melimpah, dan hal ini membuatku terangsang dengan luar biasa. Tubuh Sonya bergetar beberapa kali karena mengalami orgasme yang begitu hebat. Orgasme Sonya yang luar biasa ditandai dengan keluarnya banyak cairan kenikmatan yang langsung menuju ke mulutku, aku sangat menikmati dan menyukainya.
Saya, yang juga merasa terangsang, berusaha keras untuk menahan diri agar tidak buang air kecil sekarang karena bukan saat yang tepat. Setelah merasakan tekanan di antara kedua paha Sonya mulai mereda dan tangannya melepaskan kepala saya, saya segera membuka celana dalam yang sudah agak basah. Saya berlutut dengan dada Sonya di antara kedua lutut saya, kemudian saya meraih tangan kanan Sonya yang terlihat lelah tapi terkejut melihat tingkah saya. Dengan bantuan tangan saya, saya membuat tangan Sonya mengocok burung saya yang sudah sangat tegang.
"Aaah.. Sonya.. kamu begitu memukau!" seruku sambil semakin cepat menggerakkan tangan Sonya untuk membelai burungku. "Aaah.. a.. aah.. crroot.. croot.. crroot"
Akhirnya, cairanku pun melesat dan sebagian mengenai wajah dan bibir Sonya, sementara sebagian lainnya jatuh di dadanya. "Aaah" desahku dengan penuh kepuasan.
Aku pun kemudian merebahkan diri di sampingnya dan melihat Sonya sedang perlahan-lahan mencoba menjulurkan lidahnya untuk merasakan kenikmatan dari cairanku.
"Emmh.. Bang, kenapa rasanya agak asin ya?" tanya Sonya.
"Tapi Sonya suka kan? Mau nggak mencoba langsung dari burung abang seperti yang ada di film?" tanyaku dengan penuh semangat.
"Ah, mungkin lain kali ya sayang, soalnya abang lihat kamu sudah lelah sekarang," kataku sambil tersenyum. Aku tidak ingin memaksanya karena aku sangat menyayangi gadis kecil cantik ini. Nanti kalau dia sudah siap dan memintanya, baru aku beri. Setelah beberapa saat, aku memeluk dan membelainya. Kemudian, aku turun dari tempat tidurku dan mengambil tissue untuk membersihkan badan Sonya yang terciprat oleh spermaku.
Setelah badannya bersih, aku membantu Sonya untuk berpakaian kembali. Sebelum menggendongnya ke kamarnya, aku bertanya, "Bagaimana Sonya sayang, apa Sonya suka dengan pelajaran 'os' tadi?" Ia mengangguk sambil tersenyum, terlihat rona mukanya yang cantik itu sedikit memerah.
"Emmh.. enggak kok bang, malahan terasa enak sekali. Tapi yang paling enak waktu Sonya pipis, maaf ya Bang abis Sonya udah nggak tahan," jawabnya jujur.
"Ooh, ngga pa pa kok, justru abang pengen nyobain pipisnya Sonya. Agak asin gurih rasanya tapi enak sekali buat abang. Abang sampe jadi pengen lagi nih!" kataku menggodanya sambil memperagakan seolah lidahku sedang menjilati kemaluannya.
Mendengar jawabanku dan melihat tingkahku, kulihat ia tersenyum malu sambil sedikit menunduk.
“Nah, sekarang abang mau menjawab pertanyaan-pertanyaan Sonya tentang mengapa abang menunjukkan filmnya yang berisi adegan intim antara wanita dengan wanita,” kataku.
“Oh iya, kenapa sih, bang?” tanya Sonya dengan antusias.
“Sonya, sekarang kamu sudah tahu betapa menyenangkannya saat abang memberikan 'os' kepadamu, tetapi suatu saat nanti abang mungkin tidak akan ada di sini bersama keluarga Sonya lagi. Karena itu, abang harus berpisah dengan Sonya dan Tia dalam waktu yang tidak lama lagi. Jadi, jika suatu saat nanti Sonya ingin meminta 'os' lagi dan abang tidak ada di sini, tentu akan sulit, bukan?” tanyaku.
"Benar, terutama Sonya tidak boleh meminta bantuan kepada pria manapun kecuali jika dia sudah menikahi Sonya, ingat kan Sonya?" tanyaku kembali.
"Iya bang, Sonya tidak ingin disakiti seperti dulu dan ditinggalkan seperti dalam film itu!" Sonya menjawab dengan semangat.
"Karena itulah sekarang abang ingin meminta izin kepada Sonya agar abang juga boleh mengajari Tia tentang hubungan seks, supaya nanti jika abang tidak ada, Sonya bisa meminta bantuan kepada Tia. Lagipula, abang yakin bahwa Tia juga pasti suka mendapatkan perhatian seperti yang Sonya dapatkan," bujukku.
"Kepada Tia, bang?" tanya Sonya terkejut.
"Iya, jika Tia sudah mahir dalam hubungan seks seperti Sonya sekarang, Sonya tidak akan kesulitan mencari orang yang bisa membantu Sonya, bukan begitu, cantik?" aku ingin melihat reaksinya.
Setelah terdiam sejenak, Sonya bertanya, "Kalau begitu Tia juga harus menjaga rahasia, ya bang?"
"Tentu saja, sayang. Bagaimana, setuju?" tanyaku.
"Setuju, bang!" jawab Sonya.
"Ahh, begitu dong, cantik!" ucapku senang.
"Oh, ini satu lagi jawaban untuk pertanyaan Sonya," tambahku.
"Apa itu, bang?" tanya Sonya.
"Kalau nanti Sonya dan Tia sudah melakukan hubungan seks bersama, itu disebut incest," jelasku.
"Maksudnya?" tanya Sonya.
"Artinya, hubungan seks antara kakaknya Tia dengan adiknya Sonya atau keluarga sedarah lainnya. Paham, kan?" tanyaku.
"Iya, bang. Sonya paham sekarang!" jawabnya.
Dengan senyum di wajahku, aku menggendong Sonya dengan penuh kelembutan dan membawanya ke kamarnya untuk beristirahat.
Sesampainya di kamar Sonya, sebelum aku meletakkannya di tempat tidurnya, aku mengajukan pertanyaan lagi untuk memastikan, "Sonya, sebelum tidur, abang ingin Sonya selalu mengingat dan menepati janji ya!"
Aku melihat dia tersenyum dan menjawab dengan penuh keyakinan, "Iya, Bang. Sonya janji karena Sonya sangat mencintai papa dan mama!"
Dia pun tersenyum dan menjulurkan lidahnya, mengisyaratkan janji kami. Sambil tersenyum, aku pun ikut menjulurkan lidahku dan menyambungkannya dengan lidahnya. Ciuman hangat itu menjadi penutup dari pelajaran yang telah aku berikan padanya hari itu.
Keesokan harinya, aku masih sempat memenuhi permintaan Sonya dengan memberinya "os" sore itu sebelum kedua orang tuanya pulang larut malam. Aku juga telah berjanji pada diri sendiri dan berusaha sekuat tenaga untuk selalu mematuhi janji tersebut, agar tidak melakukan hubungan seksual dengan Sonya atau Tia yang dapat merusak keperawanan dan masa depan mereka yang cantik.
New Post >> "Threesome Dengan Kenalan Baru"
New Post >> "Mintah Jatah 2-3 Kali"
Awalnya, aku merasa cemas jika orang tua Sonya mengetahui tentang hubungan kami. Namun, Sonya sungguh-sungguh memenuhi janjinya. Bahkan, Sonya sudah mulai mendekati adiknya, Tia, dan memberitahunya untuk belajar "sesuatu" dariku tanpa sepengetahuan orang tua mereka.
Mungkin, di kisah selanjutnya, aku akan berkesempatan untuk menceritakan betapa indahnya hubunganku dengan kedua gadis kecil yang cantik itu, kakak beradik yang selalu membuatku terpesona.
0 Komentar