Pekerjaan Jadi Photographer Emang Enak
Maaf jika ada kata-kata yang kurang tepat, saya bukanlah seorang penulis, hanya seorang fotografer yang sederhana hehehe. Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Riko (nama samaran tentunya). Saya tinggal di perbatasan antara Bekasi dan Bogor, jika ada yang tahu "bapak mana bapak, di Jonggol", itu tidaklah terlalu jauh dari tempat tinggal saya.
Wajahku nggak terlalu ganteng, dan warna kulitku cenderung kecoklatan (bukan hitam, ya). Tinggiku sekitar 168 cm, dan berat badanku sekitar 50 kg. Dengan hobiku fotografi, aku bisa dengan bebas berkenalan atau bertemu dengan wanita-wanita yang menakjubkan.
Cewek, Ayo kita kenalan dengan Alda, seorang gadis misterius yang masih duduk di kelas 3 SMA di salah satu sekolah terkenal di kota "Meikarta". Meskipun namanya hanya samaran, Alda memiliki kulit yang putih bersih (meskipun wajahnya sedikit berjerawat). Tingginya sekitar 169 cm dan tubuhnya proporsional, cocok untuk seorang remaja SMA. Tapi yang paling menarik adalah dadanya yang montok, membuatnya terlihat sangat menarik. Alda terlihat seperti anak sosialita, selalu mengupdate kehidupannya dengan hal-hal mewah dan sering mengunjungi tempat-tempat yang tidak murah.
Awalnya, saat teman saya mengajak saya berburu di hutan pinus di Bogor, saya tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya. Kami hanya sekedar saling mengenal. Namun, sekitar 5-6 bulan kemudian, dia menghubungi saya.
R: Aku
A: Dia (si cewek)
A: Riko, besok kamu sibuk nggak?
R: Enggak kok, kenapa tiba-tiba nanya gitu?
A: Bisa fotoin aku nggak?
R: Bisa, kamu mau difoto di mana?
A: Di hotel aja.
R: Di hotel? (Aku agak bingung)
A: Iya, mau nggak?
R: Ya udah, mau aja sih. Tapi setelah aku fotoin kamu, langsung balik ya. Nggak mau keliatan kayak orang mesum.
A: Ah, nggak bisa gitu lah. Kamu nginep aja di sana.
R: Nggak mau ah, takut.
A: Takut kenapa?
R: Takut khilaf lah.
A: Jangan sampe nggak dateng ya.
R: Jangan bercanda ah, nggak jadi deh kalo gitu.
A: Seriusan, dateng aja jam 3 sore di Hotel Gran*****, udah dibooking nih roomnya.
R: Ok deh, pasti dateng. (Aku mencoba untuk tidak berfikiran negatif)
Sekitar 20 menit kemudian, HP-ku berbunyi. Ternyata dari dia.
A: (Mengirim gambar yang menunjukkan memesan kamar hotel dari aplikasi travel***) Jangan lupa dateng ya.
R: Ok deh, pasti dateng. Keesokan harinya pukul 1 siang, aku mulai mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa.
Dengan penampilan yang rapi, mengenakan kemeja yang dipadukan dengan cardigan hitam, ane mempersiapkan diri untuk pergi ke hotel yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal ane, sekitar 30 menit perjalanan dengan kuda besi.
Setelah semuanya siap, ane memacu kuda besi dengan semangat menuju lokasi hotel yang dituju.
Akhirnya, dengan penuh kegembiraan, ane tiba di depan pintu hotel yang indah tersebut.
R: Wah, aku sudah berada di depan hotel nih! (setelah menunggu 5 menit, dia akhirnya membalas)
A: Langsung saja ke parkiran, nanti aku akan menjemputmu.
R: Ok, (tanpa ragu aku segera menuju parkiran)
R: Aku sudah sampai di parkiran.
A: Tunggu sebentar ya.
Setelah menunggu selama sekitar 10 menit, akhirnya dia muncul bersama dua temannya dari lobi hotel menuju tempat parkir. Semua temannya adalah wanita yang ceria dan bersemangat. Mereka berbincang-bincang sebentar sebelum teman-temannya berlari meninggalkan hotel. Kemudian, dia mendekati saya dengan senyum lebar di wajahnya.
A : Ayok masuk
R : Ayok (wah ini beneran cuma berdua sama doi dikamar).
*sesampainya dikamar ternyata betul, cuma ada ane dan doi doang hehe Ane langsung duduk dan nonton tv. Ya kita hanya mengobrol basa basi nanya kabar dan segala macem untuk menghangatkan suasana. Cukup lama kita ngobrol Ga kerasa sudah jam 18.30.
A : gua mandi dulu ya masa mau difotoin belum mandi gini sih
R : yaudah sana mandi biar cantik nanti hasilnya
*doi bergegas masuk kekamar mandi, ane cuma nonton tv sambil menikmati sebatang roko dan tidak lupa secangkir kopi. Sekitar 30 menitan doi keluar dari kamar mandi sudah berpakaian lengkap, menggunakan kaos hitam dan celana pendek hitam ( dadanya terlihat besar)
A : ayo, udah siap ni
*ane langsung ambil kamera dan mencoba memposisikan dia agar terlihat bagus nanti hasilnya, dan semoga doi puas. Sekitar satu jam ane foto doi, ga kerasa waktu menunjukan pukul 20:00
R : nih coba liat hasilnya
A : coba sini gua liat
*ane langsung mengambil sebatang roko dan duduk untuk melanjutkan menonton tv
A : nanti jangan lupa dikirim ya ke gua hasilnya
R : iya siap, tenang aja
*disambung dengan ngobrol ngobrol lagi, setengah jam berlalu kita ngobrol
A : tidur yuk ngantuk nih
R : duluan aja, masih pengen nonton tv (ane langsung pindah dan merebahkan badan dikasur, cukup lelah rasanya)
A : yaudah gua temenin deh nonton tvnya
Suasana menjadi hening sejenak, karena kami fokus menonton televisi tanpa ada suara kecuali suara dari televisi itu sendiri. Jam menunjukkan pukul 21:00.
A: Ayo tidur
R: Yuk (saya langsung menarik selimut)
Dia tidur dengan membelakangi saya, saya masih belum berani mencoba melakukan hal-hal dengan dia, karena tidak ada tanda-tanda pergerakan dari dia yang memberikan lampu hijau.
Karena saya orang yang sulit tidur, saya mencoba membuka Instagram sejenak sambil menunggu rasa kantuk datang. Setelah setengah jam berlalu, akhirnya rasa kantuk pun muncul. Saya meletakkan ponsel di samping tempat tidur dan mencoba untuk tidur.
"Dalam hati saya berkata, sayang sekali momen seperti ini harus dilewatkan," pikir saya. Saya mencoba memeluknya dari belakang, dan tanganku berada di perutnya.
New Post >> "Sex Dengan Teman Kantor Saat Dinas"
New Post >> "Merasakan Nikmatnya Vagina Perawat"
Saat tanganmu tak mendapat respons, kamu mencoba mengalihkannya dengan cara mencium lehernya dari belakang. Terdengar desahan kecil dari mulutnya, membuatmu semakin berani untuk menyentuh payudaranya yang indah. Namun, masih tak ada respons dari doi yang mungkin sudah tertidur. Tanpa ragu, kamu meremas gunung kembar doi yang terasa kenyal dan menggemaskan, sambil terus memberikan ciuman di lehernya. Sepertinya kamu harus menunggu hingga lampu hijau menyala untuk mendapatkan respons yang kamu inginkan.
Baru saja aku menyadari bahwa adikku muntah dengan jumlah yang cukup banyak, hingga mengisi sekitar mulut dan pipinya. (Anehnya, aku selalu menikmati sensasi saat mengeluarkan sperma di wajahnya).
R: Wah, maaf banget deh, tapi tadi bener-bener enak banget, sumpah! (Aku sampe terjatuh di sebelahnya) Dia langsung kecipratan muntahan lahar dari adiknya, sampai ke seluruh wajahnya.
R: Gimana, enak nggak?
A: Makasih ya, bener-bener nikmat banget. Cowokku kalah sama kamu nih.
Akhirnya kita pun tertidur nyenyak tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kita. Keesokan paginya, aku terbangun sekitar pukul 07:00 dan mencoba membangunkan pasangan yang masih terlelap dengan keadaan telanjang bulat. Tanpa sadar, di dadanya terdapat banyak kenangan berwarna merah dari kita, hehehehe..
R : Hai, bangunlah! Sudah pagi nih, ayo mandi yuk! (sambil menggoyangkan tubuhnya dengan riang)
A : Hmmm, iya iya sebentar. Eh, kenapa ya mukaku terasa kaku? (Sepertinya aku lupa kalau semalam aku menggunakan masker)
R : Kan semalam kamu membuat masker sendiri
A : Hehehe iya ya, sampai-sampai aku lupa karena terlalu menikmatinya.
R : Ayo, mandi yuk! Akhirnya kita berdua bergegas untuk mandi bersama.
Terlihat tubuh yang sungguh menawan, dada yang indah, dan bokong yang menggoda.
A: Tolong sabunin dong.
R: Sini (saya langsung memenuhi tubuhnya dengan busa, menari-nari di tubuhnya yang basah dan licin, payudara yang besar dan kencang terasa licin karena busa di tubuhnya membuat si adik kembar berdiri, puas memainkan dadanya yang licin dari belakang.
R: Gantian dong (tanpa basa-basi dia membalikan badannya, dan langsung jongkok di depan saya).
A: Kamu sudah bangun ya pagi-pagi, gak capek semalam (dia berbicara dengan adik tanpa menghiraukan saya).
Saya bersandar di dinding kamar mandi dan dia langsung melahap si adik yang menengang. "Aaaaaaahhhhhhhhhh" hangat, nikmat dalam hatiku berkata. Maju mundur berirama dengan tangannya, lidahnya menari-nari di kepala si adik. Saya hanya bisa menikmati indahnya pagi ini. 10 menit dia bermain-main dengan mulutnya, terasa Sperma ku ingin menyembur kembali...
R : gua mau keluar nih Mendengar itu alda langsung merespons dengan cepat,
R: "Wow, rasanya luar biasa nikmat!"
Dengan penuh gairah, Penis ku mengeluarkan Sperma di dalam mulutnya. Dengan lembut, doi mengocok Penis ku, lalu melepaskan sepongannya. Penis ku terlihat bersih dan tidak ada lagi Sperma ku yang tersisa. Doi menelan habis Sperma ku dengan lahapnya.
Setelah mandi bersama dan membersihkan tubuh, kami selesai mandi dan menyiapkan semua barang bawaan untuk check-out. Kami berdua kemudian check-out untuk pulang ke rumah masing-masing tanpa ada penyesalan. Ini adalah pengalaman saya, suhu, maaf jika masih banyak kata-kata yang salah.
New Post >> "Mintah Jatah 2-3 Kali"
0 Komentar